Karir motivator Mario Teguh bisa dibilang tamat sejak berembus kabar dia menolak mengakui anak kandungnya dari pernikahan pertama. Nasehat dan motivasi seharga ratusan juta Rupiah per jam dari Mario hilang tak berbekas, berganti cibiran masyarakat. Citra Mario Teguh, yang biasa memberi nasehat pentingnya menyeleraskan bisnis dan keharmonisan rumah tangga, bersalin rupa dalam ratusan meme, lelucon, hingga hinaan karena skandal soal anak itu. Salah satu pemicu kejatuhan Mario Teguh adalah akun di Instagram yang pertama kali mengangkat cerita soal "aib" keluarganya, jauh lebih dulu sebelum kemudian disambar media infotainment arus utama.
Semua itu hasil kerja Lambe Turah, akun pembahas gosip yang sangat populer di Indonesia kendati tak jelas siapa adminnya dan tak pernah ada akuntabilitas atas informasi yang mereka sebar. Jika rumor Hollywood disebar blogger gosip Perez Hilton, maka industri hiburan Tanah Air punya Lambe Turah.
Satu hal yang pasti, dengan 2,6 juta pengikut di Instagram (dan tampaknya terus bertambah), Lambe Turah semakin menabalkan posisinya sebagai akun paling berpengaruh dalam jagat dunia maya Indonesia. Sekian bulan terakhir, Lambe Turah—diambil dari istilah Bahasa Jawa untuk orang yang banyak bicara—mulai menapak tema-tema selain industri hiburan. Contohnya membagi informasi soal isu-isu politik, di antaranya penolakan berdirinya pabrik PT Semen Indonesia di Jawa Tengah, hingga menjadi influencer sosmed pertama yang menampilkan sosok pria bunuh diri asal Jakarta sambil direkam Facebook Live. Belum lagi publikasi seri foto mempermalukan (serta sesekali memicu bullying online) pada orang yang, dalam tafsir admin Lambe Turah, patut dikecam.
Mengingat status Lambe Turah awalnya sebagai akun gosip, tentu tak semua pihak menyambut positif perkembangan pengaruhnya di dunia maya. "Di satu sisi agak mengerikan, karena ada orang yang langsung punya power tersebut tanpa harus bertanggungjawab," kata Pengamat Media Sosial, Enda Nasution, saat dihubungi VICE Indonesia. "Di sisi lain ini jadi tantangan jadi teman-teman media massa. Power tersebut terdistribusi sekarang, tidak hanya dari media tertentu saja."
Hingga kini, admin akun Lambe Turah sukses menjaga anonimitasnya, walau kerja-kerja mereka sudah menjangkau tataran nasional. Kemampuan menjaga rahasia ini cukup menganggumkan, mengingat Lambe Turah juga menerima endorsement dari akun Instagram lain ataupun merek tertentu. Sengketa melawan Mario Teguh sempat membuat akun Instagram itu dilaporkan ke polisi atas dugaan pencemaran nama baik. Akun ini lalu menghilang sementara. Polisi kesulitan mengungkap sosok-sosok di balik Lambe Turah, sehingga gugatan dari keluarga Mario Teguh akhirnya menguap begitu saja. Setelah isu itu mereda, akun kontroversial itu kembali lagi; jauh lebih kuat dan memiliki pembaca militan. Semua orang takluk pada slogan Lambe Turah: "gosip hanyalah fakta yang tertunda."
Seiring bertambahnya pengikut di Instagram, karakter postingan Lambe Turah sekarang mempunyai ciri khas. Kebanyakan isu dibingkai dalam perspektif baik versus jahat; atau dalam beberapa kasus, pendukung Lambe Turah melawan suporter artis/tokoh yang sedang dipermalukan. Muncul kemudian istilah "Bala Nemo" yang berarti massa pendukung tokoh protagonis, serta "Bala Jaer" sebagai pendukung karakter antagonis—didasarkan pada lagu 'Mujaer Geboy' Ayu Ting Ting, penyanyi yang rutin diserang Lambe Turah. Perdebatan Bala Nemo vs Bala Jaer sering melebar ke mana-mana, mempolarisasi dunia maya, bahkan beberapa kali merembet ke televisi nasional dan media-media arus utama. Hanya butuh waktu singkat setelah lahir pertama kali Desember 2015, Lambe Turah secara de facto melibas semua jaringan media gosip besar di Tanah Air dalam hal kemampuan mengarahkan opini publik.
Sejauh ini, belum ada yang sukses menjatuhkan Lambe Turah, tak terkecuali selebritas-selebritas yang pernah menjadi korban kritikannya. Lalu, bagaimana sebenarnya mereka membangun akun instagram ini dari nol sampai sebesar sekarang?
Hanya sedikit media memperoleh akses pada admin Lambe Turah. Salah satunya adalah Radio Oz Jakarta, yang berhasil mewawancarai satu admin yang menyebut dirinya sendiri Minceu. Tim Lambe Turah mengaku terdiri dari lima orang, masing-masing punya tugas mengumpulkan informasi tentang gosip. Semua admin mengaku tak bekerja sebagai pewarta gosip.
"Berawal dari iseng-iseng dan capek ngelihat settingan cerita [infotainment] melulu di TV. Jadi ada beberapa orang awalnya bikin akun, kita cari bahan sendiri, kita posting-posting ternyata dapat respon baik dari followers juga," kata Minceu.
Lambe Turah kuat karena respons mereka bersifat real time, jauh lebih cepat daripada majalah ataupun tayangan gosip, serta menjalin hubungan erat dengan para pengikut di sosmed. Pengikut itupula yang berhasil memberi pasokan informasi gosip 'panas' pada tim admin Lambe Turah. "(Informasi) Ada yang kita hunting sendiri, kita cari sendiri, ada yang nge-DM juga, ada juga yang email," kata Minceu dalam wawancara bersama OZ.
Lambe Turah berhasil merebut ceruk pasar gosip yang sangat besar di Indonesia. Tayangan infotainment di televisi selama sekian tahun konsisten meraih rating tinggi. Satu-satunya skenario yang bisa menjatuhkan Lambe Turah hanyalah diri mereka sendiri, terutama jika uang dan promosi sudah mulai terlibat dalam aktivitas akun tersebut. Keterhubungan dengan pihak-pihak lain rentan mengekspose sosok admin yang selama ini berhasil menjaga anonimitas. "Yang saya amati Lambe Turah juga menerima iklan, jadi dia mendapatkan benefit dari apa yang dia kerjakan," kata Enda.
Di Tanah Air, sudah ada akun anonim legendaris lainnya yang pernah mengalami kejatuhan: @TrioMacan2000. Lambe Turah seakan-akan merupakan reinkarnasi Triomacan, akun Twitter yang pernah menggemparkan Indonesia karena melempar tudingan korupsi, maupun gosip politik, menyerang baik Presiden SBY maupun Presiden Joko Widodo.
TrioMacan2000 mulai mempolarisasi pendapat masyarakat, ketika akun tersebut aktif menuding pasangan Gubernur Jokowi (sebelum menjadi presiden) dan Basuki Tjahaja Purnama didukung oleh pengusaha hitam asal Tiongkok.
Ketika admin TrioMacan2000 mulai mabuk kekuasaan, lalu memeras nama-nama yang namanya mereka sebut dalam Twit, polisi akhirnya punya peluang terlibat dan mencokok mereka.
"[Akun seperti Lambe Turah] mau dihilangkan sama sekali engga bisa," kata Enda. "Ini sebenarnya membajak kebebasan berekspresi di dunia maya. Di satu sisi kita menikmati kebebasan berekspresi apa saja, tapi kebebasan berekspresi itu juga digunakan oleh orang-orang tertentu untuk kepentingan mereka."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar